Rabu, 11 November 2015

Kegiatan Tahun Baru Islam 1437 Hijjriyah

Untuk Perubahan Perilaku Yang Lebih Baik

Setiap tanggal 1 Muharram kaum Muslim merayakan Tahun Baru Hijriyah. Lazimnya, umat Islam mengadakan Pengajian, Tablig Akbar, Ceramah Agama, juga "Pawai Obor" yang biasanya melibatkan anak-anak.
peringatan Tahun Baru Islam (1 Muharram) Hijjriyah kali ini sanggup membawa kesadaran masyarakat terhadap makna sesungguhnya, yang tak lepas peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.
"Peringatan pada tahun ini juga diharapkan bisa mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik,"
Kalimat "mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik" patut kita garis bawahi. Pasalnya, itulah makna tahun baru Islam yang sebenarnya. 
Setiap memasuki tahun baru Islam, kaum Muslim hendaknya memiliki semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik. 
Peristiwa HIJRAH umat Islam dari Makkah ke Madinah bukan saja mengandung nilai sejarah dan strategi perjuangan, tapi juga mengandung nilai-nilai dan pelajaran berharga bagi perbaikan kehidupan umat secara pribadi dan kejayaan kaum Muslim pada umumnya.

Maka, seyogyanya dalam memaknai tahun baru Islam ini, kita menggali kembali hikmah yang terkandung di balik peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun (baru) Hijjriyah.

sumber: media kajian agama Islam



























Momentun Tahun Baru Islam 1437 H

HIKMAH, 
MAKNA DAN KEUTAMAAN TAHUN BARU ISLAM HIJRIYAH 1 MUHARRAM
Bulan Muharram benar-benar sangat istimewa sebab disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan kepada lafazh jalalah Allah. Sebab disandarkannya bulan ini kepada lafazh jalalah Allah, inilah yang memperlihatkan keagungan dan juga keistimewaannya.
Rasulullah SAW bersabda, ”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
Ibnu ’Abbas RA menyatakan, ”Allah SWT mengkhususkan 4 bulan tersebut bulan haram, dianggap selaku bulan suci, melaksanakan maksiat pada bulan tersebut dosanya lebih besar, dan juga amalan sholeh yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang amat sangat banyak".
Pada bulan tersebut diharamkan beragam pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah dimasa Rasulullah SAW pun meyakini demikian.

Pada bulan tersebut larangan untuk melaksanakan perbuatan yang haram lebih ditekankan ketimbang bulan yang lainnya sebab bulan tersebut sangat mulia. Demikian pula ketika itu amatlah baik untuk melaksanakan amalan ketaatan. ”Dikarenakan ketika itu ialah waktu amat baik untuk melaksanakan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf amat suka untuk melaksanakan puasa pada bulan haram tersebut.
sumber: media kajian agama Islam
google.com/+Sojokerto2015BlogspotMAF